SEJARAH DESA
Menurut Sejarah, tidak diketahui secara pasti kapan Desa Brubuh berdiri. Namun tonggak awal pemerintahan desa bisa dilihat dengan ditetapkannya Kepala Desa pertama yang tercatat yakni pada tahun 1909 (KARIJO MEDJO).
Asal mula terbentuknya desa ini dapat ditelusuri kembali ke era penjajahan Belanda. Saat konflik bersenjata berlangsung antara Kerajaan Mataram dan Pemerintah Kolonial Belanda, sejumlah pengungsi perang tiba di kawasan hutan di kaki Gunung Lawu yang rimbun dengan pepohonan lebat dan bersuhu dingin. Para pengungsi tersebut kemudian melakukan pembukaan hutan untuk menciptakan lahan sebagai tempat berlindung.
Seiring waktu berlalu, lokasi tersebut berkembang menjadi sebuah perkampungan dan penduduknya mulai menggarap lahan pertanian. Aktivitas pertanian menjadi mata pencaharian utama yang diwariskan secara turuntemurun.Hingga kini, sekitar 151hektare atau 71% dari total wilayah Desa Brubuh merupakan area persawahan. Sementara 29% sisanya atau seluas 61,77 hektare berupa lahan non-sawah yang mencakup area hunian, kebun/tegalan, kantor pemerintahan, lapangan olahraga institusi pendidikan, pemakaman, dan kawasan hutan. Namun selama ini, Desa Brubuh telah berkembang menjadi desa swakarya dengan mata pencaharian penduduk yang lebih beragam.
KEBUDAYAAN
Bersih Desa dan Gambyong
Setiap tahun warga desa Kayangan selalu merayakan acara Bersih Desa atau Sedekah Bumi. Dalam setiap perayaannya biasanya ditampilkan seni gambyong sebagai syarat berlangsungnya bersih desa. Sebagian besar warga mempercayai bahwa hanya seni gambyonglah yang mau diterima danyang desa Kayangan. Danyang adalah makhluk halus yang dipercaya sebagai roh leluhur yang menaungi desa. Entah bagaimana asal mula danyang ini, namun kebanyakan danyang dianggap berasal dari tokoh penting di desa tersebut pada masa lampau. Kepercayaan yang tumbuh sejak masa animisme dan dinamisme ini, masih diperlihara hingga sekarang.
Ada sebuah cerita turun menurun yang menyatakan bahwa, suatu ketika perayaan bersih desa dirayakan dengan menampilkan pagelaran wayang kulit dan bukan seni gambyong. Acara bersih desa berlangsung normal, namun pasca bersih desa petani setempat gagal panen padi. Warga mempercayai bahwa gagalnya panen padi mereka karena danyang desa tidak suka pertunjukkan wayang kulit dan melampiaskan kekesalannya dengan cara menggagalkan hasil panen. Semenjak itu, acara bersih desa selalu dirayakan dengan pertunjukkan seni gambyong. Hingga saat ini acara besih desa terus berlangsung sebagai sarana berkumpulnya warga. Sedangkan kepercayaan-kepercayaan tentang adanya danyang dan kekuatannya mulai pupus seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan agama.
PEMERINTAHAN
Kepala Desa Brubuh Dari Masa ke Masa :
Desa Brubuh terdiri dari 2 Dusun,
Pada Tahun 2021, Desa Brubuh mengadakan pemilihan Kepala Desa Brubuh yang dimenangkan MUHTAROM untuk periode periode 2021-2029.
Demikian selanyang pandang atau sejarah singkat Desa Brubuh yang dapat kami sampaikan kepada para pegiat Medsos, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, terima kasih.